Sabtu, 09 Maret 2013

Mekanisme Eutrofikasi dan Dampaknya bagi Organisme


Mekanisme Eutrofikasi dan Dampaknya bagi Organisme
 
Definisi Eutrofikasi
Eutrofikasi merupakan pengkayaan (enrichment) air dengan adanya nutrient (nitrogen dan fosfor) yang berupa bahan anorganik dan sanat dibutuhkan oleh tumbuhan dan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Proses pengkayaan unsur hara pada daerah perairan merupakan suatu proses yang penting dalam pencemaran air. Adanya proses pengkayaan unsure hara pada air, menyebabkan ransangan terhadap pertumbuhan ganggang dan makrofit. Pertumbuhan ganggang dan makrofit yang abnormal akan menyebabkan memburuknya sumber daya perikanan dan menurunnya kualitas air. eutrofikasi perairan danau dibagi menjadi dua yaitu eutrofikasi kultural (cultural eutrophication) dan eutrofikasi alamiah (natural eutrophication). Eutrofikasi kultural disebabkan oleh terjadinya proses peningkatan unsur hara di perairan oleh aktivitas manusia yang terjadi di sepanjang aliran sungai masuk inlet ke perairan danau. Sedangkan eutrofikasi alamiah (natural eutrophication) terjadi akibat adanya aliran yang masuk yang membawa detritus tanaman, garam-garaman dan disimpan dalam badan air selama waktu geologis. Kondisi ini akan terjadi apabila tanpa campur tangan manusia yang sifatnya mengganggu

Proses terjadinya eutofikasi


 


Eutrofikasi merupakan proses alamiah tetapi bila terjadi kontaminasi bahan-bahan nitrat dan fosfat akibat aktivitas manusia dan berlangsung terus menerus, maka proses eutrofikasi akan lebih meningkat. Eutrofikasi terjadi karena adanya kandungan bahan kimia yaitu fosfat (PO3-). Suatu perairan disebut eutrofikasi jika konsentrasi total fosfat ke dalam air berada pada kisaran 35-100µg/L. Sebenarnya proses terjadinya Eutrofikasi membutuhkan waktu yang sangat lama (ribuan tahun), namun akibat perkembangan ilmu teknologi yang menyokong medernisasi dan tidak diiringi dengan kearifan lingkungan maka hanya dalam hitungan puluhan atau beberapa tahun saja sudah dapat terjadi Eutrofikasi. Pengisian dan peningkatan sedimen secara cepat akan menyebabkan semakin cepat pula terbetuknya rawa dan hilangnya perairan fosfor dan nitrogen merupakan unsur pembatas dalam proses eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan problem lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbahfosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L.Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa.Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi eutrofik. Proses alamiah ini,oleh manusia dengan segala aktivitas modernnya, secara tidak disadari dipercepatmenjadi dalam hitungan beberapa dekade atau bahkan beberapa tahun saja. Makatidaklah mengherankan jika eutrofikasi menjadi masalah di hampir ribuan danau di mukaBumi, sebagaimana dikenal lewat fenomena algal bloom. Contoh danau yang mengalamieutrofikasi adalah Chesapake Bay di Amerika Serikat.Melalui penelitian jangka panjang pada berbagai danau kecil dan besar, para penelitiakhirnya bisa menyimpulkan bahwa
 fosfor merupakan elemen kunci
di antara nutrientutama tanaman (karbon (C), nitrogen (N), dan fosfor (P)) di dalam proses eutrofikasi.Sebuah percobaan berskala besar yang pernah dilakukan pada tahun 1968 terhadapDanau Erie (ELA Lake 226) di Amerika Serikat membuktikan bahwa bagian danau yanghanya ditambahkan karbon dan nitrogen tidak mengalami fenomena algal bloom selamadelapan tahun pengamatan. Sebaliknya, bagian danau lainnya yang ditambahkan fosfor (dalam bentuk senyawa fosfat)-di samping karbon dan nitrogen-terbukti nyata mengalami
algal bloom


Dampak bagi organisme

1. Anoxia (tidak tersedianya oksigen) yang dapat membunuh   ikan dan invertrebata lain yang juga dapat memicu terlepasnya gas-gas berbahaya yangtidak diinginkan 
2.  Algal blooms dan tidak terkontrolnya pertumbuhan dari tumbuhan akutaik yang lain
Produksi substansi beracun oleh beberapa spesies blue-green algae 
3. Konsentrasi tinggi bahan-bahan organic yang jika dicegah denganmenggunakan klorin akan dapat menyebabkan terciptanya bahan-bahankarsinogen yang dapat menyebabkan kanker

Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya.